Selamat siang..
Kemaren ada yang nanya gimana lokasi tempat tinggal saya sewaktu di Jepang. Jadi saya mau curhat sedikit tentang mansion yang saya huni di Sakae.
Jepang dikenal sebagai salah satu negara dengan biaya hidup tertinggi. Apalagi bagi yang tinggal di Jepang, mencari lokasi tempat tinggal yang murah dan lokasi strategis menjadi salah satu prioritas kita jika ingin menghemat pengeluaran selama di Jepang. Biasa orang akan lebih milih tinggal dekat dengan stasiun, swalayan atau kombini atau dekat dengan lokasi kantor dan sekolah untuk menghemat biaya transportasi. Tapi semakin dekat dengan stasiun biasanya harganya akan semakin lebih mahal.
Kalau yang saya alami selama di Jepang si untuk biaya makan, kita bisa press dan hemat dengan memasak atau membeli makanan dikombini atau tempat makan fast food makanan Jepang atau Italia yang menyajikan harga makanan miring tapi tetap lezat dan ngenyangin. Tapi untuk biaya transportasi dan tempat tinggal saya akui itu salah satu pengeluaran yang gak bisa dihindari dan cukup besar. Biasa bagi warga Indonesia yang tinggal di Jepang dengan tujuan student akan lebih milih tinggal di Apato Jepang atau share house, karena harga yang ditawarkan lebih hemat dibanding mansion.
Kalau bagi kita apato dan share house itu seperti kamar kos-kosan. Jika terdiri dari kamar sendiri lengkap dengan toilet dan dapurnya itu disebut apato. Tapi jika kamar yang berada dalam rumah dengan dapur dan toilet terpisah biasa lebih disebut share house. Nah, bedanya dengan mansion, mansion dan apato sebenarnya sama dan gak jauh beda. Cuma mansion sudah berupa bangunan dari baja dengan jumlah kamar dan lantai lebih banyak. Sedangkan apato biasa hanya terdiri diri 2 atau beberapa lantai dan juga ada yang traditional dengan bangunan yang lebih kecil atau terbuat dari kayu. Tapi biasa orang akan tetap sama menyebut antara mansion dan apato.
Sakae Mansion |
Kebetulan selama tinggal 3 bulan di Jepang, saya dapat akomodasi dari perusahaan berupa mansion. Saya tinggal di Sakae Mansion, yang berada ditengah pusat kota Sakae. Dari sini saya bisa terhubung oleh 3 stasiun yang sangat strategis dan bisa mencapai semua jalur subway (chikatetsu/kereta bawah tanah) di Nagoya. Saya bisa ke stasiun Yabachou jalur ungu (meijo line), stasiun sakae yang bisa dilalui jalur kuning (higayshiyama line), ungu dan biru, serta stasiun fushimi yang dilalui jalur biru (tsurumai line).
Lokasi mansion ini sangat strategis ditengah pusat kota Sakae, serta dikelilingi dengan berbagai macam cafe dan restaurant serta berbagai macam kombini. Lokasi ini juga sangat dekat dengan kantor saya yang berjarak 3 menit, serta berbagai objek wisata yang menarik di Sakae. Saya sangat bersyukur karena bisa menghemat pengeluaran ditransportasi.
Mansion ini terdiri dari 2 bangunan South dan North. Saya dapat bagian south yang terdiri dari 12 lantai, dan kebetulan saya dapat tempat dilantai 11. Jadilah malam dan siang hari saya bisa lihat view Sakae di beranda dari ketinggian yang hanya dipenuhi dengan bangunan.
Lokasi mansion ini sangat strategis ditengah pusat kota Sakae, serta dikelilingi dengan berbagai macam cafe dan restaurant serta berbagai macam kombini. Lokasi ini juga sangat dekat dengan kantor saya yang berjarak 3 menit, serta berbagai objek wisata yang menarik di Sakae. Saya sangat bersyukur karena bisa menghemat pengeluaran ditransportasi.
Mansion ini terdiri dari 2 bangunan South dan North. Saya dapat bagian south yang terdiri dari 12 lantai, dan kebetulan saya dapat tempat dilantai 11. Jadilah malam dan siang hari saya bisa lihat view Sakae di beranda dari ketinggian yang hanya dipenuhi dengan bangunan.
Mansion ini sudah difasilitasi sangat lengkap dan cukup luas untuk standar apato di Jepang. Didalamnya ada toilet, dapur mini beserta kompor listrik, lemari, kulkas, oven, ac, TV, tempat tidur, pemasak air listrik, meja kerja, meja makan dan kursi, serta vacum cleaner. Dibagian luar juga ada beranda, jendela dengan kaca yang besar dan jemuran kain. Cuma kurangnya laundry tidak terdapat dikamar, tapi terdapat dilantai 1 dan bisa digunakan oleh penghuni mansion dengan sistem koin. Karena malas turun kebawah saya biasa ngucek diwastafel saja. Haha.
Seperti dihotel, saya juga mendapatkan 2 handuk baru untuk badan dan muka, alas kaki hingga sabun mandi yang sudah lengkap dan juga sabun cuci piring, tissue toilet dan tissue biasa sampai pembersih toilet dan deterjen pakaian. Juga ada beberapa plastik untuk sampah yang bisa digunakan untuk buang sampah. Wahhh... untuk fasilitas tinggal 3 bulan saya cukup senang karena gak harus mengeluarkan biaya tambahan untuk hal tetek bengek ini.
Fasilitas Sakae Mansion |
Biasanya untuk menggunakan berbagai macam listrik yang perlu pemanas seperti AC, kompor dan pemasak air akan menggunakan arus yang besar dan biaya juga besar. Selama 2x saya mengalami masalah tinggal disini karena ketidaktahuan saya. Pertama oyu (air panas) ditoilet gak hidup. Dijepang shower tanpa air panas itu bagaikan kiamat. Karena mau mandi pun ketika itu cuaca masih dingin. Jadilah saya hanya bisa melapor ke kantor dan orang kantor sangat berbaik hati menelpon petugas mansion untuk mengecek masalah oyu. Ternyata saya hanya tinggal tekan tombol pemanas air ditangki oyu kalau air panasnya mati. Hahaha (malu sendiri)
Masalah kedua tetiba beberapa listrik dimansion saya tidak berfungsi. Seperti TV, kulkas, dan AC. Jadi ini juga masalah kalau hidup tanpa AC di Jepang. Mulai memasuki musim panas, bakal kebayang suhu kamar yang panas. Saya gak terlalu mepermasalahkan AC, tapi saya jadi gak bisa nyalain TV dan hidupin kompor dan ngecharge HP karena semua memakai listrik. Jadilah saya kembali melapor ke kantor dan kantor berbaik hati lagi menghubungi pihak mansion. Ternyata kali ini saya menggunakan listrik dengan daya yang terlalu kuat secara bersamaan. Jadi walau dikasih tempat gratis, saya tetap mesti hemat daya dan arus yang digunakan. Sempat ngerasa bersalah lupa matiin AC seharian. Kebayang berapa banyak arus yang jalan dan bisa dipastikan biayanya sangat besar.
Bagian luarnya, mansion ini juga dilengkapi parkiran mobil, box sampah, resepsionis dan box surat masing-masing kamar. Kalau mau masuk mansion, setiap penghuni dikasih kode untuk keluar masuk mansion pada malam hari jika lewat dari pukul 10.00 malam. Masing-masing pintu juga dilengkapi bel, lubang kaca pembesar mini buat liat tamu dari dalam, dan juga pintu box surat. Sempat kejadian keluar tengah malam, lupa catat kode, jadinya lari-larian biar gak kekunci. Padahal kalau ada penghuni lain yang masuk saya bisa masuk kan ya. hahaha
Rata-rata penghuni mansion sini orang asing tapi juga banyak orang Jepang. Sesekali berpapasan dengan penghuni kamar lain di lift, sempat senang waktu itu dapat kenalan orang Indonesia, India dan Turki, tapi karena ketemu untung-untungan dan sekali-sekali kadang kita hanya ngobrol saat ketemu itu saja. Tapi karena rata-rata penghuni mansion disini orang kantoran dan sibuk, saya juga tidak terlalu kenal dekat dengan tetangga dan orang sekitar karena semua pintu mereka selalu tertutup. Jadi cuma sering bertegur sapa dengan ojisan (paman) yang suka bersih-bersih di mansion. Diparkiran juga sering bertemu kucing, jadilah saya sering main dengan kucing juga kalau ketemu saat buang sampah. (cerita miris hidup anak mama diperantauan)
Tapi bahagianya lokasi disini saking strategisnya, godaan buat kulineran dan belanjanya lumayan menggoda iman. Bagi yang sangat suka belanja wisata dan kulineran, sangat sayang rasanya jika tidak mencicipi berbagai makanan menarik yang ada disekitar sini. Atau hanya sekedar jalan-jalan lihat koleksi terbaru di Uniqlo atau Loft, atau ke depaato, atau nongkrong ditaman yang jaraknya cuma 1-2 menit jalan kaki kesimpang sebelah. Bagi muslim juga disekitar sini sangat banyak restaurant halal yang bisa dicicipi.
Masalah kedua tetiba beberapa listrik dimansion saya tidak berfungsi. Seperti TV, kulkas, dan AC. Jadi ini juga masalah kalau hidup tanpa AC di Jepang. Mulai memasuki musim panas, bakal kebayang suhu kamar yang panas. Saya gak terlalu mepermasalahkan AC, tapi saya jadi gak bisa nyalain TV dan hidupin kompor dan ngecharge HP karena semua memakai listrik. Jadilah saya kembali melapor ke kantor dan kantor berbaik hati lagi menghubungi pihak mansion. Ternyata kali ini saya menggunakan listrik dengan daya yang terlalu kuat secara bersamaan. Jadi walau dikasih tempat gratis, saya tetap mesti hemat daya dan arus yang digunakan. Sempat ngerasa bersalah lupa matiin AC seharian. Kebayang berapa banyak arus yang jalan dan bisa dipastikan biayanya sangat besar.
Bagian luarnya, mansion ini juga dilengkapi parkiran mobil, box sampah, resepsionis dan box surat masing-masing kamar. Kalau mau masuk mansion, setiap penghuni dikasih kode untuk keluar masuk mansion pada malam hari jika lewat dari pukul 10.00 malam. Masing-masing pintu juga dilengkapi bel, lubang kaca pembesar mini buat liat tamu dari dalam, dan juga pintu box surat. Sempat kejadian keluar tengah malam, lupa catat kode, jadinya lari-larian biar gak kekunci. Padahal kalau ada penghuni lain yang masuk saya bisa masuk kan ya. hahaha
Suasana di Depan Sakae Mansion |
Tapi bahagianya lokasi disini saking strategisnya, godaan buat kulineran dan belanjanya lumayan menggoda iman. Bagi yang sangat suka belanja wisata dan kulineran, sangat sayang rasanya jika tidak mencicipi berbagai makanan menarik yang ada disekitar sini. Atau hanya sekedar jalan-jalan lihat koleksi terbaru di Uniqlo atau Loft, atau ke depaato, atau nongkrong ditaman yang jaraknya cuma 1-2 menit jalan kaki kesimpang sebelah. Bagi muslim juga disekitar sini sangat banyak restaurant halal yang bisa dicicipi.
Jadi yang ada rencana dan berminat cari tempat tinggal di Sakae dalam waktu singkat. Saya sangat rekomendasiin tempat disekitaran Sakae, dan Sakae Mansion ini bisa jadi salah satu pilihan. Walau tinggal sendiri disini, tapi sangat strategis dengan segala akses dan kawasanya selalu ramai hingga malam hari.
0 Response to "Pengalaman Tinggal di Mansion Jepang"
Posting Komentar